Revenge And Love (Part 13)

​Revenge And Love (Part 13)

Jember, November 25, 2016

Cover by : YSMouse

This Story by @ChoWirfania



***


Hari ini begitu sial, pemandangan didepannya begitu mengerikan dan Hyun-Ra duduk gemetar, menyaksikan Kyuhyun dan Changmin yang tampak akan saling menyerang.

Hyun-Ra mencelos saat Kyuhyun tiba-tiba menatapnya disini, menghujam tajam, menembus kaca mobil Changmin yang menghalanginya. Tidak tahan Hyun-Ra langsung menunduk dan menghindar, tatapan itu begitu intens seolah menelanjanginya.

“Aku tidak ingin ada pertikaian denganmu, jadi jangan halangi apapun yang akan aku lakukan.” Kyuhyun disana berkata datar, merasa jengah untuk berhadapan dengan sahabatnya ini.

Changmin tersenyum sinis,

“Kalau yang ingin kau lakukan adalah mendekati dan menyentuh Hyun-Ra, jangan berharap aku akan membiarkannya.”

“Terserah,” Kyuhyun mendengus malas, emosi mulai membelitnya. “Karena aku tidak hanya akan mendekat dan menyentuhnya, tapi aku akan mengambilnya, milikku yang sedang kau bawa.” Dengan sengaja diliriknya Hyun-Ra disana, menemukan gadis itu langsung menunduk seperti takut padanya.

Changmin menggeram, brengsek sekali sahabatnya ini! Jangan dipikir Changmin tidak akan mampu melawannya.

“Jangan sombong, dia sekarang calon istriku dan bukan milikmu lagi. Kau mungkin bisa mendapatkan apa yang kau mau, Kyuhyun, tapi itu tidak akan selalu, tidak untuk kali ini.”

Ada jeda setelah itu, dan pandangan keduanya sama-sama berkilat penuh amarah.

“Kau mungkin perlu sadar satu hal, dia mencintaiku, dia mengandung anakku, dan tidak ada siapapun yang berhak menikahinya kecuali diriku.” senyum Kyuhyun tampak jengah. “Kau tidak bisa menikahi perempuan yang hatinya tidak mengarah padamu.”

Dengan tak peduli Kyuhyun lalu mendekati pintu mobil Hyun-Ra, membiarkan Changmin berdiri terpekur seolah dibanting dengan kenyataan yang Kyuhyun lontarkan padanya.

Sampai Changmin tersadar dan mengerjap, melihat Kyuhyun sudah hampir menyentuh pintu itu ia langsung merangsek menerjang Kyuhyun, menghantamkan kepalan tangannya ke wajah sahabatnya itu.

Kyuhyun tersungkur ke aspal dan Hyun-Ra memekik kaget melihat itu.

“Sudah kubilang aku tidak akan membiarkanmu. Kau mungkin memang lebih kuat, tapi aku akan melawanmu. Dulu aku mengalah padamu, tapi itu tidak akan terulang Cho Kyuhyun, dia milikku dan kau tidak akan mendapatkannya lagi.” Changmin merah padam oleh perasaan marah dan terluka.

Kyuhyun menyentuh ujung bibirnya dan ada darah disana, merasakan sakit akibat hantaman Changmin. Ia tersenyum sinis, bangkit berdiri dan entah bagaimana meski amarah menyelubunginya Kyuhyun tidak ingin membalas. Ada sebagian dari dirinya yang mengiyakan kalau dirinya pantas mendapatkan pukulan itu.

“Tolong jangan berkelahi, jangan ada keributan ditempat umum seperti ini. Semua orang bisa melihat dan wartawan akan berpesta pora memuat berita kalian kalau sampai mereka tahu.” Seunghyun seketika mendekat dan menghentikannya, melihat Kyuhyun berdarah tidak bisa dipungkiri ia merasa marah.

Tanpa disangka Hyun-Ra keluar dari mobil, tidak tahan melihat itu dengan hanya berdiam diri. Bibir Kyuhyun berdarah, itu yang langsung tertangkap matanya, wajah pria itu yang pucat dan mata pandanya yang menghias. Apakah Kyuhyun kurang istirahat?

Kyuhyun membalas tatapan itu, ada rindu yang terpancar dari keduanya, rindu yang dalam, rindu yang akan terus bertahta.

Sampai kemudian Hyun-Ra berucap sesuatu yang langsung menghancurkan Kyuhyun.

“Jangan pernah menggangguku lagi, jangan menemuiku, aku sudah memaafkanmu dan lupakan apapun yang pernah terjadi diantara kita.” Hyun-Ra menghela nafas, terasa berat. “Aku akan menikah dengan Changmin.”

Selesai mengucapkan itu Hyun-Ra langsung masuk lagi kedalam mobil, diikuti Changmin, lalu mereka pergi meninggalkan Kyuhyun. 

Disana Kyuhyun masih berdiri, hatinya seperti tercabik dan Seunghyun tidak tega melihat pria yang sudah ia anggap adiknya itu.

Kyuhyun seperti terpukul dan wajahnya semakin pucat. Tatapan mata indah itu cukup untuk Kyuhyun menilai bahwa cinta itu masih ada untuknya.

Tapi bagaimana bisa Hyun-Ra dengan begitu saja akan menikah dengan Changmin sementara gadis itu mencintainya?

Sementara gadis itu mengandung anaknya?

Ataukah ini hanya jalan Hyun-Ra untuk membalas dendam dan balik menghancurkannya?

***

Sekarang Changmin dan Hyun-Ra sudah ada di Busan, menyampaikan maksud Changmin yang ingin menikahi Hyun-Ra pada Bibi Jung dan kakak Hyun-Ra disana. Mereka tentu senang ada seorang pria yang berniat baik ingin mempersunting Hyun-Ra dan memintanya dengan hormat. Meski Hyun-Woo, kakak Hyun-Ra, sempat cemas karena Changmin adalah bos Hyun-Ra, seorang pria kaya dan dengan begitu saja ingatan masa lalu membanjirinya. Bagaimanapun ia punya kenangan pahit tentang orang-orang kaya.

Namun kecemasan sirna seketika saat Hyun-Ra mengatakan sudah mengenal keluarga Changmin dan mereka menerimanya, mengerti dengan kekhawatiran kakaknya.

Tapi tentu mereka tidak memberitahu perihal kehamilan Hyun-Ra, meski sebenarnya Changmin bersedia mengakui kesalahan Kyuhyun didepan keluarganya. Hyun-Ra hanya tidak ingin melihat raut sedih dari orang-orang yg disayanginya itu, dan biarlah semua mengalir dengan bibi dan kakaknya mengira kalau nanti Hyun-Ra melahirkan anak Changmin, dan Changmin dengan tulus akan merawat anak itu sebagai anaknya sendiri, bahagia tanpa harus mengingat siapa ayah kandung dari anaknya, itu yang Changmin katakan padanya.

Hyun-Woo menatap Changmin dan Hyun-Ra bergantian, tiba-tiba teringat sesuatu. Bagaimana dengan kekasih Hyun-Ra yang bernama Kyuhyun yang pernah Hyun-Ra ceritakan padanya? Haruskah ia menanyakan itu ditengah suasana haru seperti ini? Rasanya tidak baik membicarakan itu didepan calon suami Hyun-Ra sekarang. Ya, mungkin saja hubungan Hyun-Ra dengan pria bernama Kyuhyun itu sudah berakhir kan?

“Aku sampai lupa membuatkan kalian sesuatu,  aku akan kedalam dulu untuk memasak.”

Bibi Jung tampak semangat saat bangkit berdiri lalu berjalan masuk kedalam, membuat Hyun-Ra tersenyum melihatnya. Kemudian Hyun-Ra ikut beranjak, menoleh pada Hyun-Woo dan Changmin untuk berpamitan membantu bibinya didalam.

“Kalau begitu aku akan membantu Ahjumma menyiapkan makanan.”

Dan setelah itu ia berjalan kedalam menyusul bibirnya didapur, meninggalkan Changmin dan kakaknya saling berbincang. 

Hyun-Woo tentu sudah kenal dengan Changmin, karena pria itu pernah datang kemari ketika menjenguk Hyun-Ra yang sakit waktu itu. Dan semakin kesini Hyun-Woo merasa pria ini memang baik dan berusaha mendekat dengan keluarga Hyun-Ra. Jadi menurutnya, ia akan tenang menyerahkan Hyun-Ra pada pria baik ini.

Hyun-Woo tersenyum, merasa haru.

“Aku berterima kasih padamu sudah menerima adik perempuanku yang sederhana. Kalau kau ingin tahu, dia itu gadis yang rapuh meski kadang yang ditampakkannya adalah sok kuat dan tegarnya.”

Ya, Changmin tahu itu.

“Dengan keadaanku seperti ini, kau pasti tahu bahwa dialah yang menghidupi kami. Jadi aku mohon padamu, tolong jaga adikku dan jangan pernah menyakitinya,” lanjut Hyun-Woo, terlihat seperti memohon. Ia yakin bisa mempercayai pria ini.

Changmin mengangguk mantap.

“Aku pasti akan menjaganya, Hyung, aku berjanji padamu. Aku mencintainya dan aku akan membahagiakan perempuan yang aku cintai.”

Hyun-Woo ikut mengangguk, namun kemudian ia terlihat geli.

“Dan kau juga harus tahu, kalau dia sudah merajuk biasanya dia akan mengunci kamar seharian dan tidak mau makan. Kau harus bisa merayunya.” Hyun-Woo teringat ketika dirinya pernah menyenggol adiknya itu dan tanpa sengaja menjatuhkan adonan kue yang sedang dipegangnya dan membuatnya berantakan dilantai. Dengan cemberut Hyun-Ra langsung merajuk dan mengunci kamar seharian tidak mau makan. Persis anak kecil yang marah karena eskrimnya terjatuh.

Changmin mengangkat alisnya lalu cekikikan. “Benarkah?”

Hyun-Ra ternyata seperti itu?

“Ya, dan kau pasti kewalahan membujuknya.” Hyun-Woo tertawa dan Changmin semakin cekikikan.

“Tapi aku yakin aku lebih pandai darimu untuk meluluhkannya, Hyung, dan kau pasti kalah dariku kalau untuk urusan merayunya.”

Ruang tamu yang kecil dan sederhana itu kemudian dipenuhi gelak tawa keduanya. Changmin merasa menemukan sesuatu yang unik dari Hyun-Ra, rasanya menggemaskan membayangkan Hyun-Ra diraut wajah seperti itu.

***

Beberapa saat setelah makan siang itu, Changmin berpamitan pulang dan mengizinkan Hyun-Ra yang masih ingin menghabiskan waktunya bersama keluarganya dan berkata akan menjemputnya keesokan hari.

Hyun-Ra tersenyum, merasa senang mengingat Changmin tampak lahap makan masakan bibinya yang sederhana, tidak memperlihatkan sedikitpun kalau mereka berbeda. Changmin terlihat berbinar menatap semua makanan yang Hyun-Ra yakin pasti belum pernah pria itu makan sebelumnya.

“Masakan ini ternyata sangat nikmat. Kalau saja tidak jauh, setiap jam makan siang kantor aku pasti akan datang kemari untuk mampir makan,” kata pria itu ketika mereka makan bersama tadi, dan itu membuat semuanya tertawa. Changmin begitu baik dan seperti bersungguh-sungguh untuk menyatu dengan dirinya dan keluarganya.

Hyun-Ra melambai kearah kepergian Changmin dan melihat mobil pria itu menghilang ditikungan sana.  Hyun-Ra membiarkan bibi dan kakaknya masuk lebih dulu, sedangkan ia terdiam disitu. Senyumnya perlahan lenyap saat bayangan Kyuhyun pagi tadi seperti mencubitnya, membuatnya mengingat kembali raut pucat diwajah pria itu.

Apa yang Kyuhyun lakukan sampai dia terlihat selelah itu?

Ada rindu yang memberontak didada Hyun-Ra namun ia mengabaikannya. Rindu dan cinta itu selalu berujung pada kesakitan dan Hyun-Ra ingin segera melenyapkannya. Ia yakin setelah menikah dengan Changmin nanti dan disibukkan dengan kehidupan barunya, ia tidak akan sempat menengok ke masa lalunya yang terasa kelam dan akan melupakan semua dengan sendirinya.

Kau hanya perlu bersabar untuk melakukan itu, Hyun-Ra…

***

Kyuhyun duduk diam disebelah Seunghyun yang sedang mengemudi, dan sepanjang perjalanan pria itu memilih sibuk dengan pikirannya sendiri. Seunghyun melirik Kyuhyun lalu beralih ke kaca atas kemudi menatap Ahra dikursi belakang. Setelah insiden pagi tadi, Seunghyun akhirnya membawa Kyuhyun kembali pulang dan membatalkan dulu niat mereka untuk ke Busan. Mood Kyuhyun sedang kacau, dan Seunghyun hanya tidak ingin kalau itu malah memperkeruh suasana dirumah keluarga Hyun-Ra nanti. Bagaimanapun mereka datang dengan maksud baik dan membawa Ahra.

Maka disinilah mereka sekarang, dalam perjalanan ke Busan untuk melanjutkan niat tadi yang dibatalkan. Dalam hati Seunghyun berharap malam ini akan berakhir baik, meski belum tentu akan menutup semua masalah, tapi setidaknya akan meringankan semua beban Kyuhyun.

“Hyung,”

Kyuhyun tiba-tiba bergumam, sedikit mengejutkan Seunghyun yang sedang berkonsentrasi dalam menyetirnya, dan refleks pria itu menoleh.

Kyuhyun masih di posisinya dengan pandangan lurus kedepan.

“Apakah menurutmu mereka akan menerimaku?” 

Dan kalau Seunghyun tidak salah dengar, ada khawatir dan putus asa di nada Kyuhyun.

Seunghyun mengangguk, “Mereka orang-orang baik, dan aku yakin mereka pasti akan memaafkanmu. Kau sedang salah paham dan kurasa mereka akan memahaminya.”

Gerakan Kyuhyun kembali membuat Seunghyun menoleh, dan pria itu tampak mengusap wajahnya dengan frustasi. Seunghyun terenyuh, mengerti bagaimana beratnya beban kesalahan yang Kyuhyun tanggung dan selalu menyiksanya.

“Percayalah Kyu, niat baik pasti akan disambut baik.”

“Dan kalau tidak?” Kyuhyun menjawab cepat.

Dan kalau tidak?

Seunghyun mendesah.

“Setidaknya kau sudah berusaha memperbaiki kesalahanmu dan bebanmu pasti akan lebih ringan.” Seunghyun mencoba meyakinkan. “Karena tidak semua orang bisa mengakui kesalahan dan meminta maaf.”

Kata-kata Seunghyun itu akhirnya menjadi mantra untuk Kyuhyun mengukuhkan hati dan niatnya. Terbayang ketika dirinya memperkosa Hyun-Ra dan matanya terpejam kuat, merasa benci dengan dirinya sendiri.

Dan mengingat kejadian tadi, sekuat kemampuannya ia tidak akan membiarkan Hyun-Ra sampai menikah dengan pria lain. Cinta itu masih miliknya, Kyuhyun bisa melihat itu, dan calon bayi yang ada diperutnya pun miliknya. Semua yang ada di diri gadis itu adalah miliknya.

Hingga Seunghyun membelokkan mobilnya ditikungan depannya lalu memberhentikan mobilnya dipekarangan sebuah rumah kecil, Kyuhyun baru mengerjap sadar. Mereka sudah sampai, Kyuhyun menatap rumah yang terlihat sederhana itu, terlihat rapi dan bersih, dengan pot-pot bunga yang menghias membuat rumah kecil itu tampak manis dan nyaman.

Ketika Kyuhyun keluar dari mobil dengan mendorong kursi roda Ahra menuju pintu rumah itu, ia berhenti sebentar, menunduk dan berbisik sayang ditelinga kakaknya.

“Noona, sebentar lagi kau akan bertemu dengan orang yang kau cintai, aku akan mempertemukanmu dengannya. Berhentilah kau seperti ini, kembalilah dengan keceriaanmu yang dulu.. ” Kyuhyun mendesah dan mengecup puncak kepala Ahra dengan penuh kasih, lalu kembali mendorong kursi roda kakaknya.

Penantian seorang adik yang tidak pernah lelah.

Seunghyun sengaja membiarkan Kyuhyun dan hanya menunggunya dimobil, ia merasa tidak cukup punya urusan untuk ikut campur dalam masalah itu. Ia hanya bisa mendukung Kyuhyun, akan datang tepat waktu saat adik angkatnya itu membutuhkan dirinya.

Detik-detik terasa mendebarkan ketika Kyuhyun mengetuk pintu dan menunggu. Siapa yang sebentar lagi akan ia temui pertama kali? Wanita yang Hyun-Ra sebut bibi itu, ataukah akan langsung berhadapan dengan sosok Hyun-Woo?

Ternyata yang keluar beberapa saat kemudian bukanlah orang-orang yang Kyuhyun perkirakan, tapi yang muncul disana adalah sosok cantik dan rapuh berdiri menatapnya terkejut, Shin Hyun-Ra, dengan seketika raut gadis itu berubah pucat pasi.

Kyuhyun?

Pandangan Hyun-Ra beralih ke Ahra, lalu beralih ke Kyuhyun lagi dengan wajah waspada.

“K-kau?”

Kyuhyun mengangguk, untuk beberapa saat tampak kebingungan dan lidahnya kelu. Gadis yang begitu dirindukannya ada didepan matanya..

“Aku harap kau mau memberiku waktu dan membiarkanku berbicara.” Kyuhyun menunduk, menunjukkan Ahra kepada Hyun-Ra. “Aku membawa kakakku, Ahra.”

Hening.

Hyun-Ra membeku seolah menelaah semua yang ada dihadapannya, syok dan perasaan sesak bercampur didalam dadanya. Ia mengamati sosok perempuan yang Kyuhyun bawa itu, Ahra, nama yang begitu sering disebut oleh kakaknya, tampak begitu rapuh dengan syal yang melilit lehernya dan tatapan matanya begitu kosong, seolah tidak menyadari keberadaannya. 

Inikah perempuan yang begitu dicintai kakaknya? Oh Tuhan…

Mata Hyun-Ra terasa panas dan seketika ia ingin menangis saat kini akhirnya bisa bertemu perempuan ini. 

Hyun-Ra tentu saja sudah mendengar banyak hal tentang Ahra dari kakaknya, bagaimana kecantikan perempuan itu dan bagaimana perjalanan cinta mereka yang berakhir ironis.

Dan bagaimana Hyun-Woo yang terus merindukan kekasih yang pernah direnggut paksa darinya ini…

“U-untuk apa kau kemari?” Hyun-Ra akhirnya bergumam setelah beberapa saat keheningan, perasaan meradangnya bangkit mengingat semua perbuatan Kyuhyun. “Hidup kami sudah tenang dan jangan kau ganggu lagi, kami tidak pernah mengganggu kehidupanmu.”

“Aku ingin bertemu keluargamu dan membawa kakakku pada kakakmu. Kau bisa lihat sendiri keadaan kakakku, aku punya banyak uang dan aku sudah membawanya kepada penanganan terbaik tapi tidak ada hasil. Aku berharap hanya kakakmu yang bisa menyembuhkannya.” Kyuhyun mendesah, merasa sesak. “Dan setidaknya, berilah aku kesempatan untuk meminta maaf.”

Hyun-Ra tercenung dalam beberapa saat, diliriknya Ahra disana yang terus di posisinya, menatap hampa apapun didepannya. Kalau saja Ahra datang hanya untuk melihat bagaimana keadaan kakaknya dan perempuan itu baik-baik saja, mungkin Hyun-Ra akan melarangnya. Bagaimanapun kisah dimasa lalu cukup menyakitkan dan itu tidak perlu terulang lagi. Tapi disini ia melihat kesyahduan dua pasangan terpisah yang sama-sama memikul penderitaan karena keegoisan orang-orang yang menjauhkan mereka, bahwa ia bisa melihat bagaimana cinta itu bertahta, manis, dan terus duduk disana walaupun dihimpit kepahitan dan penuh kepiluan.

Bahwa cinta itu tak bisa dilenyapkan sekeras apapun badai yang menghantam.

“Aku akan mengizinkanmu bertemu kakakku, semampu kami akan membantu untuk menyembuhkan kakakmu kembali. Tapi setelah itu— ” ditatapnya Kyuhyun disana, laki-laki yang begitu dicintainya, ayah dari bayi yang di kandungnya, dan diserapnya dalam-dalam untuk nanti sebagai bekal saat ia sudah tidak bisa melihat wajah itu lagi. “Setelah itu kau harus berjanji akan pergi dan tidak akan mengganggu hidup kami lagi.”

Kyuhyun mengangguk menyetujui, hanya sebuah anggukan dan seharusnya Hyun-Ra tidak meminta hal sialan itu. Gadis ini adalah hidupnya, kebahagiaannya, dan ia akan menjauhinya kalau nanti ia sudah tidak bernyawa.

Dan seharusnya juga Hyun-Ra tahu bahwa sekeras apapun dia menolak, Kyuhyun akan terus mengejarnya mati-matian.

“Aku akan menuruti semua permintaanmu.”

“Kau berjanji?”

Kyuhyun mendesah. “Ya.”

Hyun-Ra sudah berniat mempersilahkan mereka masuk sebelum kemudian suara dari belakangnya mengejutkannya.

“Siapa yang datang, Hyun-Ra?”

Refleks Hyun-Ra menoleh, melihat kakaknya sedang memutar kursi rodanya menghampirinya. Hyun-Ra melihat sosok kuat dalam kerapuhan kakaknya dan airmatanya makin kuat berdesakan.

Hyun-Ra tersenyum lembut.

“Oppa, ada Ahra… ”

***

Keheningan mencekam setelah semua ucapan Kyuhyun dan rentetan permohonan maafnya, begitu juga dengan Bibi Jung yang waktu itu sudah berada disana.

Ada luka dihati Hyun-Woo, luka lama yang sudah mengering dan kini berdarah lagi. Jujur ia syok dengan apa yang dialami perempuan yang dicintainya itu, dan itu menjadi pukulan keras bagi dirinya.

Dan dengan kenyataan bahwa Ahra pernah mencoba bunuh diri hingga kehilangan calon bayinya, semakin merajamnya. Bayi itu adalah anaknya, buah dari cinta mereka.

Hyun-Woo sama sekali tidak pernah menyangka kalau Ahra menderita, ia bahkan berpikir kalau Ahra mungkin sudah bahagia dengan laki-laki pilihan orang tuanya dan melupakan dirinya, membesarkan anak mereka dengan orang lain.

Tapi sekarang lihatlah, perempuan cantik yang dulu begitu ceria itu terlihat ringkih dan seperti jauh dari kehidupan.

Tanpa tahan airmata itu mengalir diwajah Hyu-Woo, hatinya remuk redam, dengan kesesakan dan tubuh gemetar ia memutar kursi rodanya hendak mendekati Ahra disana, begitu ingin memeluk perempuan yang dirindukannya itu.

Aku disini Ahra…

Dada Hyun-Woo semakin sesak dengan perasaan pilu.

Hingga mereka berhadapan, terasa syahdu sekaligus miris dengan kenyataan sama-sama berada diatas kursi roda. Pandangan Ahra begitu kosong, seolah tidak akan mengenali dirinya, mengenali orang-orang disekitar kecuali Kyuhyun yang selalu bersamanya.

Tetapi tanpa disangka Ahra disana bergeming, matanya berkedip dan menatap balik kepada Hyun-Woo, seolah pancaran matanya berusaha mengenali.

Hyun-Woo runtuh, rapuh…

Diraihnya jemari Ahra dan diciumnya dengan agung, merasakan perasaannya meletup, dadanya berdebar, dengan denyutan bahagia sekaligus kesakitan. Airmatanya makin deras mengalir, mengiringi pertemuan syahdu yang begitu didambakan.

“Aku merindukanmu, Ahra.. ” Hyun-Woo berbisik, mencium jemari itu dengan dalam.

Dan Ahra hanya mampu menatapnya dengan hampa dan tak mengerti.

Bahwa kau tidak akan pernah mengerti cinta,

sampai kau menerima penderitaan karena kehebatannya…

***

Pagi harinya Hyun-Ra terbangun dengan perasaan termenung, memikirkan hal semalam yang begitu mengejutkannya.

Terutama bagi kakaknya, Hyun-Woo.

Dalam hati kecilnya Hyun-Ra tentu saja senang akhirnya Hyun-Woo bisa melihat lagi perempuan itu, Ahra, tetapi sebagian hatinya yang lain menyesali pertemuan semalam kalau pada ujungnya nanti mereka tetap tidak bisa bersama dan hanya menambah luka hati kakaknya. Sudah cukup baginya melihat semua penderitaan kakaknya selama ini yang tiada henti. 

Dan semalam entah bagaimana tiba-tiba Ahra menangis histeris hingga Kyuhyun harus membawanya ke dokter spesialis kejiwaan terdekat disana, dan Hyun-Ra semakin merasa bahwa ia memang harus membantunya, meski bukan dengan bantuan materi yang bisa ia lakukan. Kyuhyun bilang kakaknya biasa seperti itu ketika memorinya  mulai bekerja menampangkan kejadian-kejadian buruk yang sudah pernah dialami. Beruntung Kyuhyun semalam tidak membahas tentang kehamilannya, karena jujur saja, Hyun-Ra belum siap kakak dan bibinya mengetahuinya.

Tapi tentu saja kau tidak bisa berlama-lama menyembunyikan kehamilanmu kan, Hyun-Ra?

Matahari sudah mulai tinggi dan Hyun-Ra turun dari ranjang, sebentar lagi Kyuhyun akan datang kembali dan ia harus segera mandi lalu mengurus kakaknya. Kyuhyun bilang dia mempunyai apartemen didekat sini dan pagi ini akan menjemput kakaknya untuk menemani Ahra disana. 

Hyun-Ra hendak memasuki kamar mandi sebelum kemudian dering singkat ponselnya menghentikannya. Ia mencari-cari benda itu dibawah bantal dan membuka pesan yang masuk.

Apa kau ingin aku jemput hari ini?

Hyun-Ra merenung sejenak setelah membaca pesan dari Changmin itu. Sepertinya ia tidak bisa kembali ke Seoul hari ini, sesuatu yang terjadi sekarang mau tidak mau mengharuskannya ada dirumah dan mendampingi kakaknya.

Maka dengan cepat Hyun-Ra mengetik pesan balasan lalu mengirimkannya.

Bisakah aku meminta waktu satu atau dua hari lagi? Tiba-tiba aku tidak enak badan.

Baiklah Hyun-Ra, kau sudah berbohong, Hyun-Ra menggigit-gigit bibirnya dan terduduk kembali diranjang. Tak berapa lama ponselnya berbunyi lagi.

Kenapa tiba-tiba? Aku akan segera kembali kesana.

Hyun-Ra langsung panik.

Tidak usah, aku mungkin hanya kelelahan dan aku tidak apa-apa.

Dan sepertinya Changmin sedang terfokus pada ponselnya karena pria itu dengan cepat membalasnya .

Kau harus ke dokter, aku akan kesana.

Tidak perlu, Presdir, aku mungkin hanya butuh istirahat lalu akan membaik, kau banyak kerjaan dan aku pasti sedih kalau sering menyusahkanmu.

Ada jeda beberapa saat sebelum Hyun-Ra mendapatkan pesan balasan lagi.

Baiklah, kabari aku kalau ada apa-apa. Aku calon suamimu dan jangan merasa menyusahkanku.

Hyun-Ra bahkan bisa membayangkan pria itu mendesah disana sebelum mengetik balasan.

Aku akan mengabarimu.

Hyun-Ra meletakkan ponselnya kembali, bangkit berdiri dan melanjutkan masuk ke kamar mandi dengan pikiran berkecamuk. 

Satu fakta mulai menyesaki benaknya.

Bahwa Changmin adalah calon suaminya,

Changmin adalah calon suaminya…

Dan itu menjadi mantra yang terus mencubitnya agar ia tidak melupakan Changmin disana.

***

“Hari ini aku akan pulang cepat, cancel semua meeting dan atur pertemuan berikutnya.” Changmin memberi perintah kepada pegawainya setelah memutuskan akan kembali ke Busan untuk Hyun-Ra. Gadis itu membuatnya tidak bisa berkonsentrasi selama bekerja, dan malah memikirkan untuk segera mengebut kesana.

Changmin melonggarkan cekikan dasinya, bersandar dikursi besarnya dan benaknya mulai berkelana.

Semalam Changmin sudah membicarakan ini dengan keluarga besarnya, tentang rencana pernikahannya dengan Hyun-Ra yang ingin ia laksanakan seminggu lagi. Hyojin memberinya saran agar segera menikahi Hyun-Ra sebelum perut gadis itu membesar, dan ia pikir itu memang benar. Ia ingin kembali ke Busan untuk memastikan keadaan Hyun-Ra sekaligus membicarakan rencananya ini.

Dan Changmin begitu berharap Hyun-Ra akan menyetujuinya, meski ia tahu dimata gadis itu masih ada cinta untuk Kyuhyun.

Changmin mendesah dan tiba-tiba menjadi lesu teringat dengan kejadian kemarin pagi, membuatnya begitu kecil seolah menyelip dan menjadi pembatas antara Kyuhyun dan Hyun-Ra.

Namun perasaannya pada gadis itu begitu hebat hingga membuat dirinya tidak mempedulikan segalanya.

Ia tidak bersalah kan karena mencintai Hyun-Ra?

Tidak ada yang salah dengan perasaan cintanya kan?

***

“Hai, apa kabarmu hari ini?” 

Hyun-Ra mendorong kursi roda Hyun-Woo dan berhenti disamping ranjang tidur Ahra. Perempuan itu sedang duduk bersandar diranjang, dengan televisi menyala disana seolah sedang menikmati acaranya.

Hyun-Woo tersenyum, Ahra sudah terlihat cantik pagi ini,  sudah terlihat bersih dan segar meski wajah pucat dan tatapan kosong itu tak pernah pudar. Diraihnya jemari Ahra, dikecupnya lalu digenggamnya dengan hangat.

“Baru semalam kita bertemu dan aku sudah merindukanmu.” Hyun-Woo mendesah, tahu Ahra tidak dapat menangkap dengan benar apapun perkataannya, Kyuhyun sudah bilang padanya. “Aku berjanji tidak akan membiarkanmu terlalu lama seperti ini, aku akan membawamu kembali.”

Perih bagi Hyun-Ra melihat apa yang ada didepannya, ia ingin menangis, namun cepat-cepat ia menunduk dan berbisik pada kakaknya.

“Oppa, aku akan keluar, aku tidak kemana-mana dan tetap bersamamu disini. Panggil aku kalau kau butuh sesuatu.”

Hyun-Woo mengangguk, mengusap pelan tangan Hyun-Ra dibahunya, dan setelah itu Hyun-Ra keluar.

Ditatapnya Ahra yang masih diam disana, lalu Hyun-Woo teringat dengan sesuatu yang dibawanya dari rumah tadi.

“Aku ada sesuatu untukmu,” ia meraih bungkusan  lalu mengeluarkan sebuah album dari sana, membukanya dan meletakkannya dipangkuan Ahra.
Album foto semasa mereka dulu.
Ahra menunduk.

“Kau ingat foto kita yang ini?” Hyun-Woo menunjukkan satu foto dihalaman depan, terlihat foto disana Ahra sedang tersenyum lepas dengan sebuah bando kelinci dikepalanya, dan Hyun-Woo disamping tampak mencubit pipinya. “Kau cantik sekali, dan foto ini saat kita merayakan lima bulan waktu kita bersama. Lucu kan?”

Ahra tak bergeming, namun pancaran matanya mulai tertarik pada foto yang sedang Hyun-Woo tunjukkan.

“Dan lihat yang ini,” Hyun-Woo menyingkap foto lainnya, menunjukkan sambil memperhatikan raut Ahra. “Kau suka sekali dengan boneka beruang, dulu bahkan kau lebih suka memeluk boneka itu daripada memelukku, membuatku cemburu.” Sedikit manyun Hyun-Woo teringat masa-masa itu, Ahra yang begitu senang ketika ia membawakannya boneka beruang. “Aku merindukanmu.”

Tetapi Ahra masih tetap pada keadaannya, tidak bergeming.

Hyun-Woo mendesah sedih, mengamati Ahra yang masih menatap album foto dipangkuannya.

“Aku ingin kau kembali seperti dulu, yang hangat dan begitu ceria, yang selalu menenangkanku hanya dengan senyummu.” Dengan lembut Hyun-Woo menyelipkan poni Ahra yang jatuh menutupi keningnya. “Lupakan masa lalu kita yang buruk dan membuatmu terpuruk.”

Hyun-Woo yang merasa pilu, seketika berubah menjadi antusias saat Ahra membuka halaman berikutnya dari album itu lalu dengan mengejutkan perempuan itu tersenyum menatap foto disana. Refleks Hyun-Woo mengikuti tatapannya, foto dirinya dan Ahra, berbaring di pasir pantai menatap senja, dengan tangan saling terangkat menyatu membentuk hati. 

“Kau ingat foto kita yang ini?” Tanpa sadar letupan semangat Hyun-Woo memuncak, hanya untuk kemudian menjadi murung saat senyuman Ahra hilang dan kembali pada kehampaannya.

Hyun-Woo mengusap wajahnya dengan sedih, mungkin ia yang terlalu terburu-buru untuk Ahra bisa meninggalkan keterpurukannya.

Ia tahu ia harus bersabar.

Kyuhyun mengamati adegan disana dari ambang pintu yang terbuka, menikmati menit demi menit yang terus mengharukan dimatanya. Ia mengusap air yang menggantung dipelupuk matanya, lalu berbalik meninggalkan kamar itu.

Ia tidak ingin mengganggunya.

Kyuhyun meraih ponsel disakunya dan menelpon Seunghyun.

“Dalam beberapa hari aku tidak akan ada di kantor, Hyung, urus semuanya dan aku akan mengendalikan perusahaan dari sini.”

Terdengar jawaban dari seberang sana dan Kyuhyun mengangguk.

“Terus kabari aku.”

Setelah mengucapkan itu Kyuhyun menutup sambungan telponnya, berdiam sejenak, dan teringat kepada Hyun-Ra.

Masihkah Hyun-Woo dan Bibi Jung menerima dan memaafkannya setelah nanti tahu apa yang sudah diperbuatnya pada Hyun-Ra hingga sekarang gadis itu hamil?

Kyuhyun menyusuri apartemennya mencari keberadaan Hyun-Ra.

Dimana dia?

***

Langkah Kyuhyun terhenti ketika menemukan Hyun-Ra berdiri dibalkon memandang jauh pemandangan dibawah sana, dan ia tertegun. Sepertinya gadis itu sama dengan dirinya, memilih menyingkir dan membiarkan kakaknya mendapatkan waktu berdua bersama Ahra. Perlahan Kyuhyun melangkah mendekat, untuk membuat Hyun-Ra menyadari kehadirannya dan menoleh padanya. Tanpa disangka gadis itu mundur perlahan, memeluk perutnya seolah ingin melindungi diri dan bayinya dari jangkauan Kyuhyun. Namun hanya beberapa saat, dan Hyun-Ra kembali pada posisinya, menatap pemandangan, mengabaikan Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum kecut dan merasa sesak dengan tingkah gadis itu. 

Kecanggungan mulai mencekam, keduanya sama-sama menatap pemandangan yang sebenarnya sudah tidak menarik lagi. Jantung Hyun-Ra berdebar, menunggu waktu untuk pergi dari balkon ini dan mencari tempat lain untuk berdiam. Berada bersama Kyuhyun sungguh membuatnya tidak tenang.

“Apa kau suka tempat ini?”

Sejenak Hyun-Ra melirik Kyuhyun dari ekor matanya, lalu mengangguk.

“Ya, siapapun pasti suka, tempat ini sangat indah.”

“Kalau begitu kita akan sering kemari setelah kita menikah nanti.”

Hyun-Ra menoleh cepat. “Apa?”

“Bagaimana dengan anakku disana? Apa dia baik?” Kyuhyun sengaja mengabaikan ucapan Hyun-Ra, memutar badannya dan menatap penuh pada gadis itu. “Aku ingin dia sehat dan tidak kurang apapun.”

Pria ini sepertinya sedang ingin mengundang emosinya!

Hyun-Ra berbalik dan melangkah cepat hendak meninggalkan Kyuhyun, sebelum tangan kekar itu merengkuh perutnya dan menghentikan langkahnya. Hyun-Ra bisa merasakan pelukan erat Kyuhyun dari belakang, mendekapnya, membuatnya membeku. Aroma ini begitu disukainya, mata Hyun-Ra terpejam, aroma Kyuhyun yang begitu maskulin dan menjadi candu baginya.

“Berapa lama lagi kau akan menghukumku? Aku sakit, aku tidak sanggup kita seperti ini.”

Dan apa kau pikir aku tidak sakit dengan semua perbuatanmu? Batin Hyun-Ra menjerit.

“Aku tahu kesalahanku, aku manusia paling berdosa, dan aku memang pantas dihukum. Tapi aku mohon.. ” dekapan Kyuhyun mengerat. “Tetaplah cintai aku dan jangan pernah bersama pria lain.”

Tubuh Hyun-Ra mulai bergetar oleh isakan yang mulai ditahannya. Lalu dengan pedih ia menjawab;

“Aku sudah tidak  mencintaimu lagi, aku sudah melupakan perasaanku dan yang ada dihatiku sekarang hanya Changmin.”

“Kau bohong.. ”

“Aku harap kau akan melakukan hal yang sama, melupakan semua tentang kita dan carilah perempuan lain.”

Dekapan Kyuhyun terlepas dan pria itu membalikkan tubuh Hyun-Ra.

“Tidak akan ada perempuan lain dan aku tidak akan pernah melepaskanmu.” Mata Kyuhyun menyalang, wajahnya memerah antara sakit dan marah. “Tolong jangan membuatku merasa ingin membunuh Changmin. Hanya aku yang berhak menikahimu.”

“Dan aku tidak akan pernah menikah denganmu.” Tatapan Hyun-Ra menantang, airmata berdesakan diujung matanya. “Perasaanku padamu sudah mati Kyuhyun, seharusnya itu cukup untuk membuatmu pergi dan lupakan apapun yang sudah terjadi.”

“Karena aku tahu kau bohong.. ” nada Kyuhyun melemah, begitu hancur dengan ucapan Hyun-Ra. “Kau bisa menipuku dengan ucapanmu, tapi matamu tidak bisa membohongiku.”

Hyun-Ra terdiam, tertunduk, dan Kyuhyun meraih jemarinya, meletakkannya didadanya. 

“Tolong maafkan aku, aku mencintaimu dan calon anak kita, aku mencintai kalian.. ”

Kali ini Hyun-Ra menangis, menarik tangannya dengan kasar, tidak ingin membiarkan hatinya terjerumus lagi dengan kata-kata Kyuhyun. Sudah cukup pria ini menghancurkannya.

Dengan cepat Hyun-Ra berbalik lalu berlari pergi meninggalkan Kyuhyun yang tertegun.

Sudah cukup…

Hyun-Ra menangis disudut apartemen disana, meremas bajunya seolah meremas jantungnya yang terasa sakit.

Oh Tuhan.. Ia sungguh masih mencintai Kyuhyun, dan perasaan itu terus bertahta disana, tak mau pergi bahkan saat Hyun-Ra mengusirnya pergi. 

Bahwa tak sedetikpun dalam nafasku melewatkan bayangmu

tak sedetikpun dalam benakku tak terpikirkan tentangmu

raga dan setiap senti tubuh ini tahu…

ada dirimu yang terus mengisi direlung yang terdalam

tak terhempas oleh waktu

tak terhempas oleh penderitaan karena dendam butamu


Cho Kyuhyun…

Sampai nanti kau akan terus disini

direlung dan takkan terganti

sampai dimana

kau akan lelah

memilih untuk pergi dan hilang dengan sendiri…

To Be Continued…

36 thoughts on “Revenge And Love (Part 13)

  1. S’jahat2nya kyuhyun pasti dia bs berubah apalagi dgn adanya baby cho. Hyun Ra apa bgt sih gk mau kasih kyuhyun kesempatan. T.T ntar ujung2nya kmu menyesal loh 😥

  2. Makin nyesek saja ni cerita dua” nya menderita menahan sakit dan mkin 3nya sama” egois dgn mmpertahankan niat dan nafsu amarah mereka ga da satupun yg mau ngalah kyuhyun dgn penyesalannya hyun ra dgn sakit hatinya dan changmin dgn cintanya mereka tdk memikirkan calon bayi bknkah hrs taubsiapa ayah kandungnya nantin

  3. Dulu kyuhyun emang jahat, ingin balas dendam sama keluarganya hyunra, tpi itu semua kan karena kasalah pahaman ,
    Dia udah tau semuanya dan mau memperbaiji semuanya, apa lagi ada calon anaknya yang butuh dia annti ketika lahir

  4. Hyunra tetap kekeuh klo dia gak mau sma kyuhyun,changmin juga gak mau melepaskan hyunra.semakin sulit yah buat kyuhyun buat dapetin hati hyunra lagi.tpi mungkin klo kyuhyun jujur sma keluarga hyunra klo dia itu kekasihnya,dan bahkan hyunra hamil anaknya,akan jd pertimbangan buat hyunra nikah sma siapa kelak.

  5. Waah,,, ff nya di lanjut seneng…. Gomawo author…
    Hukuman buat kyuhyun belum cukup menurut aku biar dia rasain gimana jadi hyun ra. Tapi pasti keajaiban author bisa membuat kyuhyun dan hyunra balik lagi.
    Waah kakak nya hyunra udah ketemu ahra Cinta lamanya,..

  6. KyuHyun pantas digituin, rasakan!!!! Tapi gak rela juga Hyunra sampai nikah ma Changmin, kasihan ma KyuHyun, tapi Changmin juga baik banget. ah au ah… Dilema

  7. huhuhuhu mereka kasiaaan, hyunra juga udh trlanjur sakit kayaknya makanya udh susah mau nerima kyuhyun lagi. Cinta mereka sama2 rumit 😭😭😭

  8. Ya ampun chinguuuu
    Kata2nya dalem bangettt
    Kamu dpt dr mana itu kata2 chingu
    Kena bnget rasanyaaaa di ati

    Nanti kpan2 minjem ya kata2nya utk buat status di medsos hehe

    Itu jd mereka adik kakak gitu saling nikah nanti
    Kakak n kakak
    Adik n adik ya ???

  9. Nyesek bgt.. feelnya keren lho..aq suka. Skg kyuhyun yg memohon, dulu ja nyakitin. Jgn mudah beri kesempatan pada kyuhyun. setidaknya kyuhyun juga harus ngrasain kesakitannya hyunra. Kyuhyun juga harus berkorban tuk hyunra. Setidaknya hyunra bisa merasa yakin akan ketulusan cinta kyuhyun meski harus berpisah beberp tahun.
    Ditunggu next part ya.. semangat.

  10. makin sedih dan nyesek ceritanya😂
    kyuhyun benar benar sadar. semoga hyunra mau memberi kesempatan lagi buat kyuhyun dan changmin merelakan hyubra bersama kyuhyun dan ahra sama kakanya hyunra bisa bersmaa lagi dengan kenangan terindah dan memulai yang baru.
    semngat eonni buat lanjutan ceritanya semoga tambah berkreasi ya☺ akuu tunggu next part

  11. Salah paham kyuppa dari awal membuat kyuppa dan hyunra tersakiti 😥 apa nanti hyunra bakal ninggalin kyuppa 😦 jngn dong 😥
    Semoga hyunra bisa kasih kyuppa kesempatan walaupun kyuppa udah dapat kesempatan dari dulu 😦
    Lama ff ini yah … Kangen semua ff eonni …
    Fighting eonniiiiii ^^

  12. meweeekkk banaget setiap partnya…
    gmn kelanjutan kisah mereka…
    apa hyuwoo dan ahra akan kembali bersama,,??
    Kenapa aku jadi begitu berharap hyunra ssgsra msnikah dgn changmin,,,,
    tapi kasihan jg kyuhyun…

  13. waktumu hanya seminggu kyuhyun sebelum changmkn benar” memikahi hyun ra

    kok aku jadi mewek gini ya ama kisah hyin woo dan ahra sedih nian

  14. Sebenarnya kasian bngt sama si Kyu, tp memang dia pantes dapet perlakuan gtu dari Hyunra setelah semua yg udh dilakukan.
    Gak rela juga Hyunra nikah sama Changmin sedangkan Hyunra masih cinta sama Kyuhyun. Kasian Changminnya nanti tersakiti dan Hyunra nya juga. Apalagi Kyuhyun, bakalan ngamuk beneran kyknya klo Hyunra Changmin beneran nikah

  15. Sebenarnya ni cerita hampir saya lupa jalan ceritanya, karna kelamaan postingnya. Hampir 2thn chinggg….!!! Dan kupikir udah Hiatus ni FF. 😦
    tapi tiba2 keinget juga. Hehehe 😀 Pembalasan dendam berakhir menyedihkan… Persaan yg kurasa sakit 2thn lalu tetap menyesakan sampai hari ini. Kapan Hyun Ra bahagia nih kalo begini ceritanya. 😦

  16. Adegan yang paling mengharukan.. Adalah adegan ahra hyunwoo.. Aku suka sama adegan mereka..
    Yg menganggu pikiran ku itu bagaimana dengan hubungan kyuhyun dan hyurin, jika seandainya kakak-kakak mereka menikah.. Bukan kah berarti tidak ada jalan lagi buat mereka bersatu..

  17. Changmin tulus banget, Kyuhyun mulai berubah dan mulai tulus ke Hyunra. Tapi ada beban lain yg di bawa Hyunr, keluarga Changmin sudah begitu baik. Tapi Kyuhyun ayag biologis anak Hyunra. Aaahh molla aku bingung mesti mihak di siapa

Tinggalkan komentar